DONATEREGISTRASI
DONATEREGISTRASI

Kehadiran SMK ANCOP bagaikan meminum es ditengah dahaga kami, yang memenuhi jiwa kami anak-anak di Larantuka. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kehadiran SMK ANCOP berasrama yang sungguh merubah pola pikir dan hidup kami. Kami sungguh dilatih untuk mandiri, disiplin dan merasakan kasih Tuhan yang diberikan lewat banyak orang. Tuhan sungguh ajaib!

Sejalan dengan jurusan SMK kami, dimana ada keharusan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu syarat kelulusan sungguh membuka mata  kami terhadap dunia kerja sesungguhnya. Rasa takut dan gugup memenuhi saya dan semua teman-teman, karena kami akan di sebar di berbagai daerah, seperti Larantuka, Labuan Bajo, Bali dan Jakarta. Tantangan luar biasa yang harus kami hadapi, keluar dari daerah kami, bertemu dengan orang-orang baru, budaya dan segala fasilitas yang kami sama sekali tidak pernah tahu sebelumnya. Begitu banyak hal yang saya pelajari bahwa ternyata orang-orang di Jakarta berbeda dengan bayangan kami. Semua orang yang kami temui mulai dari Papa Rhandy dan Mama Theresia dan juga pemilik JB Tour yang mengizinkan kami untuk tinggal di rumahnya, teman-teman di JB Tour, semuanya sangat baik sekali.

Begitu banyak hal yang saya belajar mulai dari budaya Tionghoa, perayaan Imlek, dilatih untuk mengucapkan ucapan selamat dalam Bahasa Mandarin, sikap hormat terhadap orang tua kami dapatkan dari papa Rhandy dan keluarga. Saya juga belajar melihat bagaimana keluarga yang mengandalkan Tuhan, keluarga yang berdoa bersama.

Inspirasi yang luar biasa yang menjadi pemicu saya untuk harus terus berbagi bila nanti saya berhasil, melihat bagaimana teman-teman dan pimpinan JB Tour memberikan peluang yang luar biasa untuk kami belajar, bahkan sampai mengurus Visa di kedutaan dan bertemu para Romo yang akan memimpin tour. Ketulusan para pengurus Yayasan yang amat luar biasa memperhatikan dan mengurus kami sehingga semua bisa berjalan lancar, dari mulai dana dan tenaga. Sungguh memicu saya untuk kelak bisa berhasil dan mau berbagi demi kemuliaan Tuhan.

Satu kata yang saya dapat katakan dari seluruh proses pembelajaran ini adalah :

“Jangan takut melakukan sesuatu yang baru, karena itu pasti berguna bagi masa depan saya dan diatas semua itu Tuhan selalu membimbing”

 

Ommy , Angkatan 1 SMK ANCOP

 

The presence of ANCOP Vocational High School is an oasis for our thirst, that fills our soul, children in Larantuka. It never crossed our mind that the existence of ANCOP Vocational High School and dormitory will change our mindset and life. We’re trained to be independent, discipline and feel the love of God through people around us. God is so amazing!

As a vocational high school student, we’re required to do field placement as one of the graduation requirements, which totally opened our eyes to the reality of working world. My friends and I were filled with fear and anxiety, as we’ll be sent to various provinces, such as Larantuka, Labuan Bajo, Bali and Jakarta. It was a huge challenge for us, going out from our region, meeting new people, new culture, and all kinds of facilities we never knew before. There were so many things that I learnt; that people in Jakarta are different than what I imagined. Everyone whom we met, from Papa Rhandy and Mama Theresia and also the owner of JB Tour who allowed us to stay in their house, friends in JB Tour and everyone else were so kind.

I got to experience and learnt a lot about Chinese culture, Chinese New Year celebration, trained to greet others in Mandarin, and respect towards parents from Papa Rhandy and his family. I also saw in person how a family rely on God, pray together.

These wonderful inspirations fueled for me to keep a spirit of sharing when I become a successful person, seeing how our friends and owner of JB Tour gave us wonderful opportunity to learn, including the processing of visas in the embassies and meeting the priests who will lead the tour. I can feel the sincerity of our foundation committee who puts so much care on us until everything went smoothly, from funding to actual efforts. All of that has encouraged me to achieve success and be generous for God’s glory.

One conclusion from this learning process is:

“Do not be afraid to do new things, because it will be good for my future and above all, God will always guide me.”

Ommy, ANCOP Vocational High School Batch 1

Pernah terpikir melakukan apa yang tidak kamu sukai? Kebayang ya kalau kita mau melakukan hal yang tidak kita sukai. Hidup berasrama di tempat terpencil suatu hal yang tidak pernah terlintas dipikiranku sejak kecil. Tapi itulah kenyataan yang harus saya alami ketika saya disuruh masuk ke sekolah SMK ANCOP berasrama Likotuden. Bagaimana saya bisa hidup disini? Itulah yang saya pikirkan hari-hari mejelang masuk sekolah. Apapun kata perasaan saya namun saya memutuskan harus berani mencoba.

Hari-hari pertama memang sulit. Semua hal dibatasi, tempatnya jauh dari kehidupan masyarakat, semua hal harus dikerjakan sendiri. Awalnya saya harus memaksakan diri dengan situasi serba diatur ini. Berjalan beberapa lama, saya bertanya dalam hati “Kog saya masih betah?” Ternyata perlahan saya menikmati irama kehidupan di asrama. Saya menemukan teman baru yang menjadi saudara. Berjuang bersama dalam gembira dan sedih. Para guru yang menjadi orang tua bagi kami. Mengikuti misa harian menjadi suatu kebiasaan baru yang selama ini bahkan ke gereja mingguan pun sering kali gagal saya ikuti. Kini aku merasa mempunyai kepribadian yang dibarukan. Mandiri, solider dan mencintai Tuhan. Terimakasih teman-teman, terimakasih para guru dan pengurus SMK ANCOP.

Yohanes Ivan Batha
Siswa SMK ANCOP Likotuden

Have you ever imagined doing something that you don’t enjoy doing? Try to imagine such situation: doing the things that you don’t like. Living in a dorm in a remote area was something that never crossed my mind as a child. But that was the reality I had to face when I was enrolled to the ANCOP Vocational High school dorm in Likotuden. How can I live there? That was my thought on the days before the school started. However, whatever it was that I felt, I decided to be brave in trying it out.

The first few days was difficult. Everything was limited, the area is far away from other people, and we must do everything on our own. At the beginning, I needed to push myself into this orderly situation. After some time, I have a question in my heart, “Why do you still contented being here?” In fact, I’m slowly enjoying the rhythm of dormitory life. I found new friends who become brothers, struggling together in happy and sad moments. The teachers have become our parents. Following the daily mass has become a new habit for me who used to miss the weekly Sunday mass. Now I feel that my personality is renewed. Becoming independent, in solidarity and loving God. Thank you, all of my friends, teachers and committees, in ANCOP Vocational High School.

Yohanes Ivan Batha
Student of ANCOP Vocational High School Likotuden

COPYRIGHT © 2020 CFC ANCOP VIRTUAL WALK INDONESIA
cross-circle